SOKOGURU, JAKARTA - Perjalanan bisnis tidak selalu mulus, dan hal ini dirasakan betul oleh Gilang Margi Nugroho.
Berawal dari kondisi ekonomi yang pas-pasan, kini ia sukses membangun usaha Gudang Parfum Import yang membuka peluang bagi banyak orang untuk memiliki bisnis sendiri dengan modal minim.
"Lahir miskin bukan salah kita, tapi kalau mati dalam kondisi miskin, itu tanggung jawab kita sendiri," ungkap Gilang dengan penuh keyakinan.
Prinsip inilah yang membawanya terus berjuang hingga mencapai titik suksesnya saat ini.
Saat ini, Gudang Parfum Import mampu mengirimkan sekitar 1.500 botol parfum per hari.
Jika dikonversikan ke rupiah, omzet hariannya bisa mencapai puluhan juta. Namun, bagi Gilang, keberhasilannya bukan hanya soal angka.
Baginya, kebahagiaan terbesar adalah melihat para reseller yang dulu tak memiliki usaha, kini bisa mendapatkan penghasilan dan bahkan mempekerjakan orang lain.
Gilang memulai perjalanan bisnisnya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia terbiasa berjualan berbagai barang demi mendapatkan uang jajan.
"Dulu sempat malu karena teman-teman bisa jajan banyak, sedangkan saya harus jualan dulu buat bisa beli sesuatu," kenangnya.
Kebiasaannya berjualan terus berlanjut hingga kuliah dan bekerja. Berbagai produk pernah ia jual, mulai dari pakaian, casing handphone, hingga makanan.
Salah satu bisnis yang cukup sukses adalah restoran seafood online bernama Kepiting Nyinyir, yang kini telah berusia sembilan tahun.
Namun, bisnis bukanlah perjalanan yang selalu mulus. Gilang mengaku harus mencoba puluhan usaha sebelum akhirnya menemukan yang benar-benar berhasil.
"Pengen sih mulai usaha langsung sukses, tapi kenyataannya nggak bisa. Harus jatuh bangun dulu," ujarnya.
Dari pengalaman panjangnya, ia mulai memahami pola dan momentum bisnis.
Gilang menyadari bahwa tren di Indonesia sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah usaha.
"Indonesia ini punya budaya musiman, dari musim layangan, gundu, sampai ke tren produk. Kalau masuk ke bisnis tanpa memperhitungkan tren, bisa rugi besar," jelasnya.
Saat melihat tren parfum sedang naik daun, ia pun memutuskan untuk terjun ke industri ini.
"Parfum itu menarik karena nggak punya harga jual tetap, modalnya murah, dan marketnya luas. Jadi, ini peluang besar," kata Gilang.
Ia juga menekankan pentingnya bergabung di industri yang sudah berkembang daripada menciptakan tren baru.
"Daripada bikin produk yang butuh edukasi mahal, mending masuk ke industri yang sudah berjalan. Tinggal cari cara unik buat jualannya," tambahnya.
Di Gudang Parfum Import, Gilang memilih untuk tidak memiliki merek sendiri. Sebaliknya, ia menawarkan peluang bagi siapa saja untuk memiliki brand parfum sendiri dengan modal di bawah Rp2 juta.
"Harga jualnya bebas, nggak ada batasan. Lu bisa jual semau lu," tegasnya.
Misinya sederhana, meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia agar lebih banyak tenaga kerja terserap.
"UMKM itu tulang punggung ekonomi kita. Kalau jumlah pengusaha bertambah, tenaga kerja yang terserap juga semakin banyak," kata Gilang.
Berkat semangat dan strateginya, ia berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk sukses.
"Saya bukan anak orang kaya. Bapak saya sales, ibu saya nggak kerja. Tapi kalau kita bisa dipercaya dan bisa bantu orang lain, modal akan datang sendiri," pungkasnya.
Kisah Gilang menjadi inspirasi bahwa kesuksesan tidak datang secara instan.
Dengan kerja keras, pemahaman tren, dan strategi bisnis yang tepat, siapa pun bisa membangun usaha dari nol dan mencapai keberhasilan seperti yang ia alami saat ini. (*)